Kesaksian Para Orientalis dan Ilmuwan Terhadap Mukjizat Al-Quran


Salah satu bukti nyata dari mukjizat Al-Qur’an adalah pengakuan dan kesaksian para orientalis, ilmuwan, dan intelektual non-Muslim yang mengakui keajaiban serta kesempurnaan isi Al-Qur’an. Meskipun sebagian besar dari mereka tidak memeluk Islam, banyak yang mengakui bahwa Al-Qur’an adalah sebuah karya yang luar biasa dari berbagai sisi, baik dari segi bahasa, filosofi, maupun isi ilmiahnya yang jauh melampaui masa penurunannya.

1. Dr. Maurice Bucaille (Prancis)
Salah satu orientalis paling terkenal yang menulis tentang kesaksian ilmiah terhadap Al-Qur’an adalah Dr. Maurice Bucaille, seorang dokter asal Perancis. Dalam bukunya The Bible, The Qur’an and Science, Bucaille menegaskan bahwa banyak ayat dalam Al-Qur’an yang memuat pengetahuan ilmiah yang baru ditemukan pada abad ke-20. Bucaille mengungkapkan bahwa, meskipun Al-Qur’an diturunkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu, kitab tersebut menjelaskan fenomena ilmiah seperti perjalanan embrio dalam rahim dan penyebaran air dalam alam semesta dengan cara yang sangat tepat, yang tidak dapat diketahui oleh manusia pada waktu itu.
Bucaille menyatakan bahwa keakuratan ilmiah yang terkandung dalam Al-Qur’an adalah salah satu bukti bahwa kitab ini berasal dari Tuhan yang Maha Mengetahui. Menurut Bucaille, Al-Qur’an adalah kitab yang sangat konsisten dengan fakta ilmiah, berbeda dengan kitab-kitab lainnya, baik agama maupun ilmiah, yang sering kali memuat kesalahan terkait sains.

2. Keith L. Moore (Kanada)
Keith L. Moore, seorang ahli embriologi terkenal asal Kanada, adalah salah satu ilmuwan non-Muslim yang mengakui kebenaran ilmiah dalam Al-Qur’an. Moore, dalam karyanya The Developing Human: Clinically Oriented Embryology, mengungkapkan bahwa penjelasan tentang perkembangan embrio manusia dalam Al-Qur’an sangat akurat, meskipun ilmu pengetahuan modern baru mempelajari proses ini dalam beberapa dekade terakhir. Ia mengatakan bahwa penggambaran dalam Al-Qur’an mengenai “segumpal darah” (alaqah) yang mengarah pada pembentukan manusia adalah suatu pengetahuan ilmiah yang sangat canggih dan tidak mungkin diketahui oleh manusia pada masa itu tanpa wahyu.
Dalam sebuah wawancara, Moore menyatakan: “The Qur’an is the only holy book in the world that contains information on human development which is consistent with the latest scientific discoveries (Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci di dunia yang memuat informasi tentang perkembangan manusia yang selaras dengan penemuan ilmiah terbaru).”
Moore juga mengungkapkan bahwa Al-Qur’an telah menyentuh banyak aspek ilmiah yang bahkan belum bisa dipahami dengan teknologi modern hingga abad ke-20. Ia menyatakan bahwa pengetahuan semacam itu hanya dapat berasal dari Tuhan.

3. Dr. William Campbell (Amerika Serikat)
Dr. William Campbell, seorang dokter asal Amerika, juga memberikan kesaksian mengenai kesesuaian antara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan modern. Dalam bukunya The Qur’an and the Bible in the Light of Science, Campbell menulis bahwa banyak informasi ilmiah dalam Al-Qur’an yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan pada zaman penurunannya, namun terbukti benar oleh temuan ilmiah terkini. Sebagai contoh, ia menyebutkan penjelasan dalam Al-Qur’an tentang keseimbangan alam semesta dan penciptaan makhluk hidup yang sesuai dengan teori-teori ilmiah yang dikembangkan di zaman modern.
Campbell menulis: “The Qur’an is a book that has been shown to be scientifically accurate in many of its aspects… It is clear that the Qur’an contains knowledge that was unknown to the people of that time and could only have come from a divine source (Al-Qur’an adalah kitab yang telah terbukti akurat secara ilmiah dalam banyak aspeknya… Jelas bahwa Al-Qur’an memuat pengetahuan yang tidak diketahui oleh manusia pada zamannya dan hanya mungkin berasal dari sumber Ilahi).”

4. Dr. Alfred Kroner (Jerman)
Dr. Alfred Kroner, seorang geolog terkenal dari Jerman, juga memberikan kesaksian tentang kesesuaian antara Al-Qur’an dan pengetahuan geologi modern. Dalam salah satu seminar ilmiah, Kroner mengungkapkan bahwa pengetahuan geologi dalam Al-Qur’an sangat tepat, terutama mengenai konsep penciptaan bumi dan langit. Ia menjelaskan bahwa Al-Qur’an menggambarkan proses pembentukan bumi yang jauh lebih akurat dibandingkan dengan pemahaman geologi pada zaman penurunannya.
Kroner mengungkapkan: “The Qur’an mentions many things about the earth’s formation that were unknown in that era but which modern geology has confirmed to be accurate (Al-Qur’an menyebutkan banyak hal tentang pembentukan bumi yang tidak diketahui pada masa itu, namun telah dikonfirmasi kebenarannya oleh geologi modern).”

5. Dr. Keith Moore dan Prof. Tasir El-Basyuni
Dr. Keith Moore kembali mendapat pengakuan atas karyanya dalam ilmu embriologi, terutama setelah berkolaborasi dengan Prof. Tasir El-Basyuni dalam penelitian ilmiah terkait perkembangan embrio yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Dalam laporan mereka, mereka menunjukkan kesesuaian antara penjelasan ilmiah tentang tahap perkembangan manusia dalam rahim dengan apa yang tertera dalam Al-Qur’an.

Prof. El-Basyuni mengatakan: “The Qur’an describes the stages of human development with great accuracy. These stages were not known at the time, but are confirmed by modern science (Al-Qur’an menggambarkan tahapan perkembangan manusia dengan sangat akurat. Tahapan-tahapan ini tidak diketahui pada masa itu, namun telah dikonfirmasi oleh ilmu pengetahuan modern).”
Kesimpulan dari Kesaksian Para Ilmuwan dan Orientalis
Kesaksian yang datang dari para ilmuwan dan orientalis ini tidak hanya memperkuat keajaiban ilmiah dalam Al-Qur’an, tetapi juga menunjukkan kebenaran dan keotentikan wahyu tersebut. Al-Qur’an tidak hanya berbicara tentang hukum dan petunjuk hidup, tetapi juga mengandung pengetahuan yang sesuai dengan ilmu pengetahuan modern yang telah terbukti kebenarannya.

Banyak di antara ilmuwan ini yang mengakui bahwa meskipun mereka awalnya skeptis terhadap agama Islam, namun setelah mempelajari Al-Qur’an dengan lebih mendalam, mereka merasa bahwa Al-Qur’an adalah sebuah mukjizat yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan alasan ilmiah atau sejarah. Beberapa di antaranya bahkan akhirnya memeluk Islam setelah menyaksikan keajaiban ilmiah dalam kitab suci ini.

Dengan demikian, kesaksian para orientalis dan ilmuwan ini memberikan kontribusi besar dalam memahami kebenaran dan keajaiban Al-Qur’an. Hal ini menjadi bukti kuat bahwa Al-Qur’an memang merupakan wahyu dari Tuhan yang Maha Mengetahui, yang tiada duanya dalam hal keilmuan, bahasa, dan spiritualitas.