TAAQI Surat Al-Fatihah Ayat 1
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh
Alhamdulillah wa syukru lillah
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Tuhan semesta alam, yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan sebagai cahaya yang menerangi hati orang-orang beriman. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, suri teladan yang sempurna dalam hal akhlak dan adab, serta keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Buku ini disusun dengan tujuan untuk mengajak pembaca menggali lebih dalam kandungan akhlak yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur’an, melalui pendekatan tadabbur tematik yang kami rangkum dalam metode TAAQI (Tadabbur Ayat-Ayat Akhlak Qur’ani). Kami berharap buku ini dapat menjadi panduan reflektif dan praktis dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia sebagaimana dicontohkan Rasulullah ﷺ.
Akhlak adalah pilar utama dalam ajaran Islam. Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Ahmad). Bahkan kesempurnaan iman seorang muslim diukur melalui kemuliaan akhlaknya. Dalam konteks pribadi, sosial, dan bahkan peradaban, akhlak memainkan peranan yang sangat vital dalam menciptakan kedamaian dan harmoni. Oleh karena itu, pembentukan akhlak bukan sekadar tugas pendidikan, melainkan merupakan inti dari misi kerasulan.
Bahwa Al-Qur’an bukan hanya kitab hukum atau ibadah, tetapi juga merupakan kitab akhlak. Di dalamnya, Allah menyebutkan karakter orang-orang beriman, sifat-sifat orang munafik, perintah untuk bersikap adil, sabar, jujur, pemaaf, serta larangan dari sifat-sifat tercela seperti sombong, hasad, dan ghibah. Semua ini menunjukkan bahwa Al-Qur’an adalah referensi utama dalam pembentukan moral dan etika seorang muslim.
TAAQI merupakan pendekatan sistematis dalam menelaah ayat-ayat Al-Qur’an yang memuat nilai-nilai akhlak, dimulai dari Surah Al-Fatihah hingga An-Nas. Melalui metode ini, pembaca diajak:
1. Mengidentifikasi ayat-ayat yang memuat pesan akhlak dari tiap surat.
2. Merenungi kandungan maknanya (tadabbur) secara kontekstual dan spiritual.
3. Menarik nilai akhlak praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
4. **Membentuk refleksi pribadi yang mengarah pada perubahan sikap dan pembentukan karakter Qur’ani.
Semoga dengan TAAQI, Al-Qur’an tidak hanya dibaca dan dihafal, tetapi benar-benar diresapi dan menjadi sumber transformasi akhlak dalam kehidupan umat Islam di berbagai lini kehidupan.
Akhirnya, semoga buku ini menjadi amal jariyah dan jalan kebaikan bagi penulis serta pembacanya. Segala kekurangan berasal dari keterbatasan kami sebagai hamba, dan segala kebaikan adalah semata dari Allah Ta’ala.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
TAAQI pada Surat Alfatihah ayat 1
Allah SWT berfirman:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Makna Bahasa dan Konteks
“Bismillah” : Menunjukkan permulaan segala sesuatu dengan kesadaran kepada Allah.
“Ar-Rahman Ar-Rahim”: Dua nama Allah yang menekankan sifat kasih sayang dan cinta-Nya kepada seluruh makhluk.
Nilai Akhlak Qur’ani
1. Akhlak Tauhid (Keterhubungan kepada Allah)
Memulai segala aktivitas dengan mengingat Allah melatih kita menjadi hamba yang sadar akan ketergantungan kita kepada-Nya. Ini membentuk kesadaran spiritual yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Akhlak Kasih Sayang (Rahmah)
Sifat Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang menjadi teladan akhlak bagi manusia. Seorang mukmin dituntut meneladani rahmah Allah: lembut, penuh empati, tidak kasar atau zalim terhadap sesama.
3. Akhlak Ikhlas
Kalimat “Bismillah” mengajarkan keikhlasan niat dalam segala perbuatan. Tanpa niat karena Allah, perbuatan kehilangan nilai spiritual dan akhlaknya.
Refleksi Tadabbur
a. Bagaimana mungkin seorang hamba yang setiap hari membaca “Ar-Rahman Ar-Rahim” bisa bersikap keras, egois, atau kasar kepada orang lain?
b. Ayat ini adalah ajakan untuk menjadikan rahmah sebagai identitas akhlak kita, di rumah, di tempat kerja, bahkan dalam dunia maya.
Implementasi Akhlak
a. Membiasakan membaca “Bismillah” sebelum memulai kegiatan sebagai bentuk kesadaran ruhani.
b. Melatih diri untuk bersikap penuh kasih kepada sesama, bahkan dalam perbedaan.
c. Memurnikan niat dalam setiap amal agar berbuah pahala dan keberkahan.
Doa Tadabbur
“Ya Allah, jadikan aku hamba-Mu yang selalu mengingat nama-Mu dalam setiap langkahku, dan jadikan kasih sayang-Mu sebagai cermin dalam akhlakku kepada makhluk-Mu.”
Referensi
1. Tafsir Al-Qur’an
a. Tafsir Ibn Katsir; Menjelaskan bahwa “Bismillah” adalah bentuk permulaan yang disyariatkan, menunjukkan tawakkal dan ketundukan kepada Allah. dan “Ar-Rahman Ar-Rahim” adalah sifat Allah yang menunjukkan kasih sayang universal dan khusus.
b. Tafsir Al-Jalalayn; Menekankan bahwa dengan membaca “Bismillah”, kita memulai segala sesuatu dengan keberkahan dan niat untuk mendapatkan pertolongan Allah.
c. Tafsir al-Mishbah (Prof. Dr. M. Quraish Shihab); “Bismillah” mengandung kesadaran spiritual dan etika tinggi, yakni bahwa setiap amal harus didasarkan atas nama Allah dan nilai-nilai-Nya. dan kata “Ar-Rahman” dan “Ar-Rahim” adalah bentuk akhlak ilahi yang harus diteladani oleh manusia: penuh kasih, empati, dan tidak menyakiti.
d. Tafsir As-Sa’di; Menyebutkan bahwa sifat rahmah (kasih sayang) Allah adalah dasar dari segala nikmat, dan harus menjadi asas dalam perilaku seorang mukmin.
2. Buku Akhlak Qur’ani
a. “Akhlak Rasul Menurut Al-Qur’an” – Muhammad Al-Ghazali; Menjelaskan akhlak sebagai perwujudan nilai-nilai ilahiyah dalam kehidupan manusia, termasuk rahmah sebagai pilar utama.
b. “Membumikan Al-Qur’an” – M. Quraish Shihab; Mengulas nilai-nilai Qur’ani secara aplikatif dalam kehidupan, termasuk akhlak kasih sayang dan kesadaran spiritual dalam “Bismillah”.
c. “Tafsir Maudhui Ayat-Ayat Akhlak” – Dr. Nashiruddin al-Albani (terjemahan); Menyusun tema-tema akhlak dari seluruh Al-Qur’an, termasuk bagaimana nama-nama Allah mencerminkan nilai etika bagi manusia.
3. Dalil Hadis Pendukung
a. “Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘Bismillah’ maka ia terputus (dari berkah).”* (HR. Abu Dawud)
b. Hadis tentang kelembutan dan kasih sayang Nabi ﷺ sebagai teladan: “Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan menyukai kelembutan dalam segala perkara.” (HR. Bukhari & Muslim)
4. Platform Digital dan Ensiklopedi
a. Al-Maktabah al-Shamila
b. Qur’an Apps (Quran.com, Bayyinah TV, Tafsir Web)
c. Ensiklopedia Akhlak dalam Islam** – Lajnah Da’imah (Ulama Saudi)
Syarifudin Mustafa Hasan, Lc. MA
Kaprodi IAT dan dosen STAI Dirosat Islamiyah Al-Hikmah, Jakarta